https://twitter.com/rhezafido8. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Me

Me

Tugas 2 Softskill Perbedaan Budaya Kerja


Pengertian
Menurut kamus Webster, budaya adalah ide, adat, keahlian, seni, dan lain-lain yang diberikan oleh manusia dalam waktu tertentu.[1] Budaya menyangkut moral, sosial, norma-norma perilaku yang mendasarkan pada kepercayaan, kemampuan dan prioritas anggota organisasi.

Budaya kerja merupakan sistem nilai, persepsi, perilaku dan keyakinan yang dianut oleh tiap individu karyawan dan kelompok karyawan tentang makna kerja dan refleksinya dalam kegiatan mencapai tujuan organsiasi dan individual.[2]
 Budaya kerja penting dikembangkan karena dampak positifnya terhadap pencapaian perubahan berkelanjutan ditempat kerja termasuk peningkatan produktivitas ( kinerja ).[3]
Budaya kerja diturunkan dari budaya organisasi. Budaya Organisasi itu sendiri merupakan  sistem nilai yang mengandung cita-cita organisasi sebagai sistem internal dan sistem eksternal sosial. Hal itu tercermin dari isi visi, misi, dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, seharusnya setiap organisasi memiliki identitas budaya tertentu dalam organisasinya. Dalam perusahaan dikenal sebagai budaya korporat dimana didalamnya terdapat budaya kerja.[4]
Kekuatan yang paling kuat mempengaruhi budaya kerja adalah kepercayaan dan juga sikap para pegawai. Budaya kerja dapat positif, namun dapat juga negatif. Budaya kerja yang bersifat positif dapat meningkatkan produktifitas kerja, sebaliknya yang bersifat negatif akan merintangi perilaku, menghambat efektivitas perorangan maupun kelompok dalam organisasi.
Aktualisasi budaya kerja produktif sebagai ukuran sistem nilai mengandung komponen-komponen yang dimiliki seorang karyawan, yakni :
1.     Pemahaman substansi dsar tentang makna bekerja
2.     Sikap terhadap pekrjaan dan lingkungan pekerjaan
3.     Perilaku ketika bekerja
4.     Etos Kerja
5.     Sikap terhadap waktu
6.     Cara atau alat yang digunakan untuk bekerja.
Semakin  positif nilai komponen-komponen budaya tersebut dimiliki oleh seseorang karyawan, maka akan semakin tinggi kinerjanya. Ceteris paribus. Agar budaya kerja dapat tumbuh berkembang dengan subur dikalangan karyawan dan staf, maka dibutuhkan pendekatan-pendekatan melalui tindakan manajemen puncak dan proses sosialisasi
1.     Tindakan manajemen puncak
a.       Apa yang dikatakan manajemen puncak akan menjadi panutan.
b.      Bagaimana manajemen puncak berperilaku akan menunjukkan karyawan bersikap dalam berkomunikasi dan berprestasi untuk mencapai standar kerja perusahaan.
c.       Bagaimana manajemen puncak menegakkan norma-norma kerja akan menumbuhkan integritas dan komitmen karyawan yang tinggi.
d.      Imbalan dan hukuman yang diberikan manajemen puncak akan memacu karyawan untuk meningkatkan semangat dan disiplin kerja.
2.     Proses Sosialsiasi
Proses sosialisasi dilakukan dalam bentuk advokasi bagi karyawan baru untuk penyesuaian diri dengan budaya organisasi. Sosialisasi dilakukan ketika mereka sedang dalam tahap penyeleksian atau pra tanda tangan.
Tiap calon karyawan mengikuti pembelajaran sebelum diterima. Setelah diterima para karyawan baru melihat kondisi organisasi sebenarnya dan menganalisis harapan-kenyataan, antara lain lewat proses orientasi kerja. Pada tahap ini para karyawan berada dalam tahap “perjuangan” untuk menentukan keputusan apakah sudah siap menjadi anggota sistem sosial perusahaan, ragu-ragu ataukah mengundurkan diri.
Ketika karyawan sudah memutuskan untuk terus bekrja, namun prsoes perubahan relatif masih membutuhkan waktu yang lama, maka tiap karyawan perlu difalisitasi dengan pelatihan dan pengembangan diri secara terencana.
Dalam hal ini, karyawan harus membuktikan kemampuan diri dalam penguasaan ketrampilan kerja yang disesuaikan dengan peran dan nilai serta norma yang berlaku dalam kelompok kerjanya sampai mencapai tahap metamorfosis.
Secara keseluruhan keberhasilan proses sosialisasi akan sampai pada tahap internalisasi yang diukur dari (1) Produktivitas Kerja, (2) Komitmen pada tujuan organisasi, dan (3)  Kbesamaan dalam organisasi.[5]
Jadi budaya kerja yang dibentuk dari budaya organisasi akan berdampak pada kinerja dan produktivitas. Hal ini tercermin dari sikap karyawan dalam memandang pekerjaannya, sikap dalam bekerja, etos kerja, dan pemanfaatan waktu dalam bekerja.
Agar dapat terlaksana dengan baik, harus ada langkah-langkah yang harus diambil dari pihak manajemen dan proses sosialisasi, sehingga budaya kerja yang ada dapat terinternalisasi dalam setiap kegiatan pekerjaan sehari-hari.

Perbedaan Budaya Kerja di Pabrik , Kantor ,dan Hotel
ü Budaya kerja di pabrik
Budaya kerja dimana pun memiliki peraturan yang ketat yang di buat oleh masing-masing kebijakan instansi tersebut. Di pabrik peRaturan cukup ketat, dan tenaga yang di gunakan oleh buruh pabrik cukuplah banyak karena di pabrik menggunakan system target, dan target tersebut harus terpenuhi. Seperti contoh karyawan di wajibkan masuk pukul 07.00 dan jam pulang pada pukul 17.00, bahkan jam tersebut belum di tambah dengan waktu ketika lembur, karena tiap karyawan di berikan target produk atau targer jam produksi yang telah di buat oleh Pabrik.
Jam lembur di Pabrik berbeda dengan jam lembur di kantor, kalau di Pabrik ketika order atau pesanan dari konsumen sedang meningkat maka karyawan akan mendapat  jam lembur, terkadang karyawan mendapat jam lembur yakni 3-4 jam sesuai dengan waktu yang telah di berikan oleh Pabrik, bahkan apabila target masih belum terpenuhi maka karyaawan akan mendapat lembur kembali di lain jam kerja atau di hari weekend yakni pada hari-hari Sabtu atau pada Hari Minggu.
Untuk upah karyawan di pabrik berbeda-beda sesuai dengan masing-masing kebijakan dari Pabrik, menurut saya jika pabrik-pabrik Jepang maka ia akan menyesuaikan dengan UMP yang di buat oleh pemerintah, walaupun banyak Pabrik yang menyesuaikan UMP, namun berbeda dengan Pabrik Manufactur di bidang Otomotif mereka memiliki UMR 1,8juta berbeda dengan Pabrik di bidang tekstil, makanan dan lainnya. UMR yang paling kecil adalah UMR di bidang tekstil yakni hanya 1,4jt.
Untuk kesejahteraan di Pabrik juga berbeda-beda tergantung dari Pabrik tersebut, jika pabrik tersebut termasuk dalam kategori Pabrik besar yang bonafit seperti AHM, Denso, pabrik-pabrik tersebut memiliki kibajakan kesajahteraan yang baik contoh mereka memberikan fasilitas seperti fasilitas dari segi kesehatan, makanan di pabrik, snack,uang transportasi,jemputan semua di perhatikan oleh pabrik tersebut, namun semua itu akan berbeda jika Pabrik tersebut kurang besar dan bias di bilang kurang bonafit, kadang mereka tidak memberikan jemputan, dan tidak mendapat snack,Jadi inti jika budaya kerja di Pabrik itu berbeda-beda tergantung dari sisi peraturan masing-masing Pabrik tersebut, dan dilihat dari Pabrik tersebut bonafit atau tidaknya kesamaan pabrik dengan kantor adalah sama-sama memiliki waktu cuti yakni maksimal dalam setahun memiliki batas cuti yakni sekitar 2 minggu.
Dari segi jumlah pekerja, pekerja di pabrik jauh lebih banyak dari kantor ,dan juga rumah sakit ataupun hotel, serta di pabrik memiliki beberapa bagian-bagian produksi, yakni untuk atasan ialah Presdir, direktur  manager, asman ,sepervisior, formen, leader, dan yang paling bawah yakni operator dan juga office boy/ cleaning service.
ü  Budaya Kerja di Kantor
Budaya kerja di kantor berbeda dengan budaya kerja di Pabrik dan mungkin akan sama dengan budaya kerja di Rumah Sakit, dari hal yang sangat mencolok perbedaan yang terjadi di Kantor dan di Pabrik adalah dari segi pakaian, jika di kantor para karyawan atau pekerja akan menggunakan pakaian yang rapih yakni kemeja dan juga celana bahan. Dari segi pendidikan pun juga berbeda jika di kantoran banyak karyawan yang di butuhkan dengan basic seorang sarjana, namun ada kalanya juga kantor menerima karyawan dengan basic yang bukan dari sarjana yaknik SMA atau SMK namun sesuai dengan jenjang pendidikan maka pengahsilan atau gaji mereka di bedakan, karyawan akan mendapat upah atau bayaran yang besar jika dengan basic dari sarjana, dan bayaran akan sedang jika dari basic pendidikan SMA atau SMK.
Jika dari jam kerja atau waktu kerja dikantor berbeda dengan di Pabrik, menurut saya jika di kantor jam-jam lembur sangatlah jarang atau bahkan kadang tidak ada, karena di Kantor tidak ada target Produksi seperti yang di canangkan di Pabrik, jika kantor  akan mendapat lembur jika sedang mendapatkan deadline dari bos atau atasan seperti membuat laporan-laporan untuk rapat atau untuk presentasi dengan Kantor lain. Dan di kantor juga biasanya mengadakan meeting berbeda dengan jika di Pabrik mereka tidak ada yang namanya seperti meeting, di pabrik akan ada meeting hanya dengan karyawan yang memiliki jabatan seperti leader, supervisior,asman,manager,dan direktur, untuk operator Pabrik tidak mengitu meeting.
Untuk dari segi gaji atau tunjangan atau kesejahteraan di kantor sama dengan seperti apa yang ada di Pabrik, kesejahteraan yang di berikan akan bagus jika kantor tersebut juga termasuk kantor yang memiliki nama besar atau termasuk Kantor bonafit atau tidak,jika kantor tersebut bonafit maka kesejahteraan yang di berikan pun juga akan baik, begitu pula dengan kebalikannya, jika kantor tersebut bukan kantor bonafit maka kesejahteran yang di berikan pun akan biasa-biasa aja atau standar. Di kantor jika proyek ataupun tander yang mereka rencanakan goal atau berhasil maka biasanya bos atau atasan akan memberikan bonus gaji , atau akan mengadakan kegiatan refreshing karyawan dengan jalan-jalan, hal tersebut sama dengan seperti apa yang di lakukan oleh Pabrik, bedanya kalo Pabrik bukanlah tander melainkan target dari produksi yang sudah di canangkan.
Dari segi bagian di kantor berbeda dengan di Pabrik jika di Pabrik memiliki bagian yang banyak dan bermacam-macam dan memiliki perbedaan jumlah karyawan jika di kantor jumlah pekerja sangat sedikit mungkin hanya sekitar 300,sampai dengan 800 orang berbeda dengan di Pabrik jumlah karyawan yang ada di Pabrik jumlahnya mencapai ribuan, berbeda jauh dengan apa yang ada di Pabrik.
ü  Budaya kerja di Hotel
Budaya kerja di hotel yakni dari segi penampilan bias di bilang rapih hampir sama dengan kantor , namun pakaian rapih hanya di pakai oleh bagian,atau jabatan-jabatan tertentu saja tidak seluruh pekerja menggunakan kemeja, mungkin pakaian kemeja hanya digunakan oleh Manager,dan bagian penerima tamu yang ingin check in, untuk bagian-bagian lain menggunakan pakaian seragam dari Hotel tersebut sama dengan seperti yang ada di pabrik.
Di hotel juga terdapat beberapa bagian pekerjaan yakni ada yang sebagai penyambut tamu, memarkirkan mobil dari tamu, mendata tamu yang akan check in, koki, maintenance, dan terakhir adalah cleaning service/office boy.
Dari segi pendapatan atau gaji yang didapat mungkin pekerja di hotel yang tidak sebesar seperti di kantor dan di pabrik, di hotel pula tidak ada yang namanya dari system lembur seperti di pabrik, namun dari segi tunjangan memiliki kesamaan namun itu di tentukan kembali dari hotel tersebut apakah hotel tersebut termasuk hotel bonafit(ternama) atau tidak, kalau hotel tersebut ber standar hotel bintang 5 bukan tidak mungkin tunjangan yang di berikan akan bagus.
Untuk waktu libur cuti di hotel sepertinya tidak mendapatkan cuti karena jam kerja di hotel sangat terbatas sebab pekerja yng dimiliki cukup terbatas, mungkin di hotel jika ada keprluan akan tukar shift dengan temannya saja.
Demikian sedikit penjelasan tentang perbedaan budaya kerja pabrik ,  kantor ,dan hotel. Saya menyadari posthing ini jauh dari kata sempurna , maka saya mohon maaf sebesar-besarnya bila ada kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja karena saya masih dalam tahap belajar. Terima kasih.
Sumber :

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tugas 1 Softskill Ilmu Budaya Dasar

PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR

Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang  konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah llmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris "The Humanities". Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dan bahasa latin humanus yang bisa diartikan manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar supaya manusia bisa menjadi humanus, mereka mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science )
Ilmu ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi . Hasil penelitiannya 100 % benar dan 100 % salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.
2. Ilmu-ilmu Sosial ( social science )
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.
3. Pengetahuan budaya ( the humanities )
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan pernyatan-pernyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan., Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.
Pengetahuan budaya ( The Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup kahlian (disiplin) dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll. Sedang Ilmu Budaya Dasar ( Basic Humanities ) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain Ilmu Budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut dengan Basic Humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk betbudaya ( homo humanus ), sedangkan Ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
Ilmu Budaya Dasar Sebagai Komponen Mata Kuliah Dasar Umum
Ilmu Budaya Dasar telah kita ketahui bahwa bukanlah ilmu yang monolit atau ilmu yang tunggal. Ia lebih disebut gabungan antara social scince dengan humaniora scince yang dapat memecahkan masalah dalam kehidupan.
Komponen yang paling utama dalam membentuk Ilmu Budaya Dasar itu ada empat yaitu,Filsafat,Teologi,Sejarah,danSeni.
  1. Filsafat yang sering disebut sebagai induk ilmu, merupakan ilmu yang berusaha memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sangat esensial. Melalui filsafat, orang akan mengetahui jawaban yang diberikan melalui filsafat,serta orang akan mengetahui hakikat yang di pertanyakannya.
  2. Teologi atau yang sering disebut ilmu agama, akan mengajar banyak kepada kita tentang manusia, sejarahnya, tuyjuannya, tugas dan tanggung jawabnya di dunia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan sebagainya. Teologi juga membekali manusia untuk mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia sebagai pelaku kebudayaan. Pendek kata hanya teologlah yang mampu menntun manusia menjadi “insane kamil” atau manusia yang utuh (sempurna).
  1. Sejarah juga memberikan andil kepada manusia untuk mengerti siapa dia sebenarnya. Sejarah menceritakan kapada kita bagaimana orang-orang yang terdahulu hidup dalam arti yang seluas-luasnya: tentang adat istiadat, pandangan hidup, bahkan asal usulnya.
  1. Seni adalah perwujudan kekaguman dan sekaligus penghargaan manusia terhadap keindahan dan nilai-nilai yang ditenuinya dalam kehidupannya. Lewat seni manusia akan meraih “the ultimate reality” atau hakikat kenyataan. Seni bukan hanya memebrikan kepuasan dan kenikmatan bagi penanggap atau konsumennya, melainkan juga merupakan kekayaan yang tinggi nilainya.
Serta ada beberapa hal yang melatar belakang IBD dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalah sebagai berikut :
  1. Penyataan bahwa budaya bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan, dan kedaerahan
  2. Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan terus menerus menimbulakan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirrinya mental manusia pun terkena pengaruhnya. Akibatnya lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya konflik dalam kehidupan
  3. Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, ini yang membuat konflik antara manusia dengan tata niai budayanya, dan ini tentu membuat manusia bingung.

Tujuan Ilmu Budaya Dasar
-     Dengan bantuan Pendidikan Ilmu Budaya Dasar diharapkan lahir sarjana-sarjana yang tidak professional belaka, melainkan juga professional yang juga memahami bidang-bidang lain di luar bidangnya serta ilmu budaya dasar semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
-     Dengan pengetahuan ini diharapkan manusia Indonesia yang berdasakan Pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertamanya, tidak hanya sekedar mengaku ber-Tuhan, melainkan harus mewujudkan pengakuannya dengan tindakan nyata.
Dapatlah diperinci bahwa tujuan Ilmu Budaya Dasar (IBD) ialah:
1.     Agar lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya.
2.    Menyadarkan mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
3.    Mengembangkan daya kritis terhadap persoalan kemanusiaan dan daya kebudayaan.
4.    Menambah kemampuan mahasiswa untuk menanggapi mesalah nilai-nilai budaya dalam masyarakat.
5.    Agar mampu memenuhi tuntutan yang masyarakat yang sedang membangun.
6.    Agar dapat memenuhi tuntutan dati Tri Dharma.
Sumber/referensi
  1. Google
  2. dimazmarham.blogspot.com
  3. http://id.scribd.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS