Perkembangan filsafat dimulai sejak
abad XVII filsafat Alam sesungguhnya bukanlah pengetahuan filsafat, melainkan
pengetahuan yang kini dikenal sebagai Ilmu Alam. Perkembangan ilmu itu mencapai
puncak kejayaan di tangan Newton. Ilmuwan Inggris ini antara lain merumuskan
teori gaya berat dan kaidah-kaidah mekanika dalam karya tulis yang diberi judul
Philosophiae Naturalis Principa (azas-azas mekanik dari Filsafat Alam),
terbit tahun 1687. Dalam perkembangan selanjutnya pada abad XVIII, philosophia
naturalis memisahkan diri dari filsafat dan para ahli menyebutnya kembali
dengan nama fisika. Cabang-cabang lainnya yang tercakup dalam pengertian ilmu
modern juga berkembang pesat berkat penerapan metode empiris yang makin cermat,
pemakaian alat keilmuan yang lebih lengkap, dan komunikasi antar ilmuwan yang
senantiasa meningkat.
James Conat menyatakan bahwa ilmu
modern mencapai tahap berjalan dan berbicara pada tahun 1700 dan mulai memasuki
taraf kedewasaan pada sekitar tahun 1780. Setelah dewasa masing-masing ilmu
lalu memisahkan diri dari filsafat seperti halnya fisika. Pemisahan diri dilakukan
oleh biologi pada awal abad XIX dan oleh psikologi pada sekitar pertengahan
abad itu. Cabang-cabang ilmu lainnya seperti Sosiologi, Antropologi, Ilmu
ekonomi dan Ilmu politik kemudian juga tegas-tegas terpisah dari filsafat. Seterusnya
menurut pengamatan Henry Aiken, dalam abad XX filsafat memberikan kelahiran
pada ilmu-ilmu yang tampaknya juga bebas berupa Logika Formal, Linguistik, dan Teori
tanda. Dalam pertengahan abad ini dapat pula disaksikan lahirnya serangkaian
ilmu antar displin seperti misalnya ilmu prilaku yang menggabungkan psikologi
dengan berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi dan antropologi untuk
menelaah tingkah laku manusia. Jadi dalam zaman modern timbul kebutuhan untuk
memisahkan secara nyata kelompok ilmu-ilmu modern dari filsafat karena
perbedaan ciri-cirinya yang sangat mencolok.
Filsafat kebanyakan masih bercorak spekulatif,
sedang ilmu-ilmu modern telah menetapkan metode-metode empiris, eksperimental,
dan induktif. Kini secara pasti semua cabang ilmu dinyatakan sebagai ilmu-ilmu
empiris. Sifat empiris inilah yang membentuk ciri umum dari kelompok ilmu
modern dan yang membedakannya dari filsafat.
A.
Makna Filsafat dari
Segi Bahasa
Filsafat
berasal dari bahasa Yunani, philosophia atau philosophos.
Philos atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia
shopos kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah atau berarti. Filsafat
berarti juga mater scientiarum yang artinya induk dari segala
ilmu pengetahuan. Kata filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata falsafah
(Arab), philosophie (Prancis, Belanda dan Jerman), serta philosophy
(Inggris). Dengan demikian filsafat berarti mencintai hal-hal yang
bersifat bijaksana (menjadi kata sifat) bisa berarti teman kebijaksanaan
(kata benda) atau induk dari segala ilmu pengetahuan.
B.
Pengertian Filsafat
Ilmu
Filsafat
Ilmu merupakan bagian dari Epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara
spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengtahuan ilmiah). Ilmu berasal dari bahasa
Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti mengetahui, memahami dan mengerti
benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut Science, dari bahasa Latin yang
berasal dari kata Scientia (pengetahuan) atau Scire (mengetahui). Sedangkan
dalam bahasa Yunani adalah Episteme (pengetahuan). Dalam kamus Bahasa
Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu dibidang itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998).
C.
Pengetahuan dan
Kebenaran
Dalam
Encyclopedia of Philosophy, pengetahuan didefinisikan sebagai kepercayaan yang
benar (knowledge is justified true belief). Menurut Sidi Gazalba, pengetahuan
adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan mengetahui. Mengetahui itu hasil
kenal, sadar, insaf, mengerti, benar dan pandai.
D.
Jenis Pengetahuan
Pengetahuan
biasa (common sense) yang digunakan terutama untuk kehidupan sehari-hari, tanpa
mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya. Pengetahuan
ilmiah atau Ilmu, adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara khusus, bukan
hanya untuk digunakan saja tetapi ingin mengetahui lebih dalam dan luas
mengetahui kebenarannya, tetapi masihberkisar pada pengalaman. Pengetahuan
filsafat, adalah pengetahuan yang tidak mengenal batas, sehingga yang dicari
adalah sebab-sebab yang paling dalam dan hakiki sampai diluar dan diatas
pengalaman biasa.
E.
Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan
Ilmiah atau Ilmu (Science) pada dasarnya merupakan usaha untuk
mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan
sehari-hari yang dilanjutkan dengan suatu pemikiran cermat dan seksama dengan
menggunakan berbagai metode. Ilmu merupakan suatu metode berfikir secara
objektif yang bertujuan untuk menggambarkan dan member makna terhadap gejala
dan fakta melalui observasi, eksperimen dan klasifikasi. Ilmu harus bersifat
objektif, karena dimulai dari fakta, menyampingkan sifat kedirian, mengutamakan
pemikiran logic dan netral.
F.
Persamaan Filsafat, Pengetahuan dan
Ilmu Pengetahuan
Ketiganya memiliki keterkaitan satu samalainnya,
karena memiliki kesamaan tertentu. Kesamaan tersebut dapat terlihat dari tujuan
masing-masing yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Dapat berguna dalam
mencari rumusan yang paling baik dalam menyelidiki objek yang
selengkap-lengkapnya.
- Memberikan mengenai
hubungan yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba
menunjukan sebab-sebabnya.
- Mencoba memberikan
suatu pandangan yang berhubungan.
- Mempunyai suatu
metode atau system.
- Dapat memberikan
penjelasan mengenai kenyataan yang seluruhnya timbul dari hasrat manusia
(objektivitas) akan pengetahuan yang lebih mendasar.
G.
Perbedaan Antara Filsafat,
Pengetahuan, dan Ilmu Pengetahuan
Selain memiliki
persamaan, tentu terdapat perbedaan mendasar dari ketiganya. Filsafat sendiri
pada dasarnya mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban yang di dapat
digunakan untuk mencari prinsip-prinsip umum, tidak membatasi segi pandangannya
bahkan cenderung memandang segala sesuatu secara umum dan keseluruhan. Objek
dalam filsafat direnungkan dengan suatu makna dan mempunyai tugas untuk
mengintegrasikan ilmu-ilmu.
Pengetahuan
sendiri mempelajari objek yang terbatas, dan tidak menilai suatu objek dengan systemnilai tertentu. Intinya pengetahuan bersifat
terbatas karena hanya digunakan untuk mengetahui sesuatu yang ada dengan
menggunakan kemampuan diri sendiri.
Ilmu pengetahuan
yang memiliki kecenderungan dalam hal yang dipelajari dari buku panduan biasanya
kajian tentang dunia material. Ilmu pengetahuan dapat memberikan kebenaran
melalui kesimpulan logis dari pengamatan.
Sumber: